Dewa Orang Bali

Tentang Dewa Kamadeva

Dewa Kamadeva atau Dewa ketertarikan seksual adalah bagian integral dari semua kehidupan kita jika kamu memiliki keinginan dan nafsu duniawi. Tapi apakah kamu tahu semua fakta menarik tentang dia?

Dewa Tertinggi Orang Hindu Bali

semakin banyaknya film Itihasa dan purana dipertontonkan di indonesia, menyebabkan kebingungan beberapa umat hindu bali yang sedang "mencari jati diri" dan mencari pembenaran atas keyakinannya. kejadian ini menjadi semakin goyangnya keyakinan gama tirtha dibali, karena beberapa umat tersebut mulai mengesampingkan ajaran dari mpu kuturan, yang telah berjuang mempersatukan sekte/sampradaya yang dulunya banyak berkembang di Bali.

bila dipikir kembali, mungkinkah umat hindu bali kembali mundur pemahaman agama hindunya?

dari mendalami ajaran universal hindu melompat mundur mempelajari sekte-sekte yang diidolakan. bukankah sekte tersebut bagian dari hindu? inilah yang aneh bin ajaib yang terjadi dibali.

orang-orang beramai-ramai memuja dewa-dewanya, dan mengesampingkan local-genius yang sudah mengakar sebagai konsep hindu yang universal.

dengan memuja satu dewa tertinggi dan menggapnya sebagai tuhan, bukankah itu sudah menyalahi dasar keimanan hindu sendiri?

mohon diingat, bahwa pokok-pokok keimanan hindu adalah percaya dengan adanya Tuhan, Atma, Karmaphala, Punarbhawa, dan Moksa.

sudah jelas yang tertinggi itu TUHAN bukan DEWA... entah apapun nama dewanya, entah disebut dewata... semua itu masih ciptaan Tuhan, semua itu

yang sama-sama memperjuangkan kebaikan menurut versinya masing-masing.

selama masih ada dalam lingkup hukum karma, tidaklah wajar kalau kita menyambah satu dewa tertinggi dan menganggapnya tuhan.

bila ada pernyataan yang mengatakan, beliau adalah sinar suci tuhan, yang memberikan pemahaman agama dan bla bla bla... mohon diingat, sinar suci beliau memang dewa, TETAPI bukan pada satu dewa saja... mungkin semeton hindu LUPA, kalau TUHAN menciptakan ATMA dan KARMA untuk kita... sinar suci TUHAN tersebut bukankah disesuaikan dengan fungsinya masing-masing (manifestasi), kalau begitu, mungkinkah ada sinar besar (utama) dan senar yang kecil?

mari pahami bersama.... Dewa itu diciptakan berdasarkan fungsi pokoknya...

kenapa? karena beliau itu sebenarnya hanya satu saja... orang bijak yang menyebutnya dengan banyak nama, lupakah semeton dengan hal itu..?

karena, DEWA merupakan sinar suci berdasarkan fungsi, hendaknya semeton sama menyembah/memujanya untuk memperoleh apa tujuan utama hidup anda semua.

kenapa harus demikian?

apakah salah jika, misalnya: saya suka krisna karena beliau menurunkan bhagawadgita.. atau saya pemuja siwa karena dibali aliran terbesar adalah siwasidhanta?

tujuan agama hindu adalah "moksatam jagathita ya ca iti dharma"

arti kasarnya adalah..

moksa merupakan tujuan agama tertinggi, tetapi saat ini carilah kebahagiaan hidup (jagathita), penuhilah kewajibanmu, bahagiakan orang-orang yang kamu cintai tetapi semua itu harus berdasarkan dharma.

lo, bagaimana caranya?

banyak cara, bisa dilihat dari sisi Catur Asrama yang diselaraskan dengan Catur Purusa Artha dan Catur warna yang diselaraskan dengan Catur Purusa Artha.

Dewa Tertinggi dilihat dari Urutan Panca Sembah

seperti yang telah diketahui, urutan panca sembah ada 5 point, yaitu sembah puyung, sembah kepada dewa surya, sembah kepada dewa yang dipuja, mohon anugrah dari para dewa tersebut dan ditutup dengan sembah puyung kembali.

merupakan sembah pertama kali, dengan tanpa sarana (puyung), mencakupkan tangan di depan kepala. jika dilihat dari mantranya " om atma tatwatma (tatwa atma)...." menunjukkan bahwa yang tertinggi itu adalah ATMA itu sendiri... sesuai dengan pokok-pokok keimanan agama hindu, dimana atma merupakan tuhan itu sendiri yang berada di dalam tubuh ciptaannya (manusia).

Sembah kedua menggunakan sarana bunga

sembah ini ditujukan kepada dewa surya. dan menurut pandangan secara umum, beliau dipuja karena sebagai saksi kehidupan serta karena beliau merupakan murid terbaik dari dewa siwa sehingga beliau diberi gelar hyang siwa raditya (surya murid dewa siwa).

tetapi, coba kita perhatikan kembali dari akar kata DEWA, dimana "div = sinar". bila dilihat dari kasat mata, apakah yang bersinar di sekeliling kita? sudah tentu ada 2 sumber sinar yaitu matahari dan api. mungkin inilah sebabnya, bila memuja dewa atau melakukan persembahyangan dewa surya tidak pernah luput dari pujaan begitupula

indikasi dewa surya sebagai dewa tertinggi dapat dilihat dari sastra dasa aksara, dimana disebutkan bahwa, 10 huruf suci kemujisatan itu adalah "Sa Ba Ta A I Na Ma Si Wa Ya" dan bila dibaca dengan dialek bahasa bali maka akan terbaca "Sa Bete Ai, Nama Siwa ya" yang artinya asalkan bersinar terutama Matahari, bisa disebut sebagai siwa. pemahaman ini dikembangkan oleh sekta siwasidhanta yang dominan menguasai spiritual di bali. jadi Matahari alias Surya dilihat sebagai sesuatu utama.

tidak hanya dibali saja, bahkan dari jaman awal peradaban manusia, dewa surya dinobatkan sebagai dewa tertinggi, merupakan wakil tuhan.

, ia dipuja sebagai wajah Agni di angkasa (Ṛgveda X. 7. 3), matanya Mitra dan Varuṇa, sebagai dewanya mata atau maha melihat, sebagai pengukur hari (Ṛgveda 1. 50.7), sebagai pencipta segalanya (Ṛgveda 1. 170. 4), sebagai planet angkasa (Ṛgveda X. 177. 1), sebagai roda (Ṛgveda 1. 175.4), pemusnah kegelapan, penyembuh orang sakit dan sebagai pandita (Purohita) bagi para dewa (Ṛgveda VIII. 90.12). Kata Svar (Svah) sebagai asal kata Sūrya. Ia juga disebut Divakara (Atharvaveda IV. 10. 5. Ia digambarkan sebagai laki-laki berkulit hitam kemerah-merahan, memiliki tiga mata dan bertangan empat, dua tangannya memegang bunga teratai, dan dua yang lainnya dalam sikap memberi anugrah. Ia duduk di atas bunga padma (teratai merah) dan dari seluruh tubuhnya memancar cahaya. Ia dipuja setiap hari oleh para rohaniwan melalui pembacaan Gāyatrī mantram.

Dalam Viṣṇu Puraṇa dinyatakan mempunyai istri bemama Sangna, saudaranya Visvakarma, melahirkan tiga orang putra. Di dalam Bhavisya Puraṇa, ia disebut sebagai dewa tertinggi, sedang dalam Brahma Puraṇa ia disebut memiliki 12 nama, sesuai dengan nama 12 Āditya (Dvadasaditya). Kusir kreta dewa Sūrya benama Aruṇa, keretanya ditarik dengan 7 ekor kuda (mengingatkan warna cahaya yang dibiaskan) sedang dewi Candrā keretanya ditarik oleh 12 ekor kuda (mengingatkan 12 bulan setahun)

bila dilihat dari urutan tersebut diatas, dapat diperhatikan bahwa, Persembahan dewa surya mendapat posisi nomor 2, jadi memiliki posisi penting bagi warga Bali. disamping itu, stana Dewa surya selalu hadir dalam setiap upacara yadnya. disamping itu seorang sulinggih juga disebut sebagai surya bagi sisya-nya. dan sulinggih rutin melakukan pemujaan surya-sewana.

tergantung Tahapan Hidup dan Warna seseorang

tidak ada DEWA yang dipuja seumur hidup, bahkan menjadikan SATU DEWA sebagai Tuhan

kira-kira dimana kurangnya bali?

kenapa harus mecari-cari pembenaran kesana kemari?

kenapa tidak lebih mendalami hindu, daripada menyembah satu dewa tertinggi saja?

karena itu kesimpulan saya sebagai pemuda hindu bali yang sudah menikah, Dewa Tertinggi Orang Hindu Bali bagi saya pribadi yang layak kita puja saat ini adalah Sang Hyang Sri Dhana, beliaulah dewa bisnis, dewa kekayaan, yang disamakan dengan dewa kuwera, dewi laksmi.

kenapa kita harus memujanya?

karena saat ini, selama kita belum menginjak wanaprasta, belum siap meninggalkan tanggungjawab menjadi kepala keluarga, yang belum siap meninggalkan anak dan istri serta orang tau dan kerabat, yang belum siap bersikap adil dalam artian luas, UANG itu merupakan salah satu indikator utama jagathita dimasa grahasta, tanpa uang anak tidak sekolah, tanpa uang keluarga tidak makan, tanpa uang semua kegiatan terhenti, tanpa uang akan sulit melakukan yadnya dengan ikhlas... grahasta itu identik dengan Artha dan Kama, orang stres karena uang, orang bingung karena uang... Sang Hyang Sridhana lah sumber kebahagiaan...

tapi semua itu, dalam mencari jagathita tetap berpegang dengan dharma.

Dewa Dewi Celebration Package

Orang Tua Kamadeva

Menurut legenda mitologi, Dewa Kamdeva adalah putra Dewa Wisnu dan Dewi Laxmi. Ia telah menikah dengan Dewi Kegilaan dan Nafsu, Dewi Rati. Namun, beberapa cerita menunjukkan bahwa dia adalah putra Dewa Brahma dan dia juga memiliki hubungan dengan Dewa Siwa.

Fakta Dewa Kamadeva, Dewa Daya Tarik Seksual Orang India

Kamis, 24 Februari 2022 - 08:23 WIB

VIVA – Kamadeva atau yang dikenal sebagai Indian Cupid merupakan Dewa Hindu cinta yang dikenal oleh masyarakat India. Kama berarti cinta, keinginan, kerinduan, dan seksualitas serta Deva berarti sebagai surgawi atau ilahi. Dalam Atharva-Veda, Kama digambarkan sebagai sebuah keinginan dan bukan kenikmatan seksual.

Kamadeva sendiri kerap dianggap sebagai putra dari Wisnu dan Laksmi di bawah bentuk Krishna dan Rukmini. Dia kerap dibandingkan dengan Eros yang berasal dari Yunani dan Cupid dari Barat. Kamadeva sendiri diyakini sebagai dewa planet surgawi yang memiliki tanggung jawab dalam menimbulkan keinginan hawa nafsu. Nah, berikut adalah ulasan tentang Dewa Kamadewa yang disadur dari Times of India.

Nyanyian Om Aim Hrim Klim, adalah mantra yang digunakan oleh Kamadeva untuk membantu menjaga pasangan supaya tetap tertarik secara fisik kepada kamu.

Tempat Tinggal Dewa Kamadeva

Melalui Mudgala Purana, Kamadeva hidup dalam segala hal yang menggoda. Semua hal yang memenuhi kita dengan keinginan dan nafsu duniawi, adalah perbuatan Kamadeva.

Menurut legenda mitologi, Dewa Kamdeva adalah putra Dewa Wisnu dan Dewi Laxmi. Ia telah menikah dengan Dewi Kegilaan dan Nafsu, Dewi Rati. Namun, beberapa cerita menunjukkan bahwa dia adalah putra Dewa Brahma dan dia juga memiliki hubungan dengan Dewa Siwa.

Nama orang Bali biasanya dibuat berdasarkan kasta atau golongan sosial. Namun, dewasa ini kasta di Bali tak lagi berfungsi sebagai pembagian tugas dalam masyarakat, tetapi hanya digunakan dalam silsilah keluarga, seperti pada penamaan seseorang.

Kasta yang tercantum dalam catur wangsa terdiri atas empat golongan yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Brahmana merupakan keturunan pemuka agama yang pada masa kerajaan dipercaya untuk memimpin upacara keagamaan.

Orang-orang dari kasta ini umumnya akan punya nama depan Ida Bagus untuk laki-laki dan Ida Ayu untuk perempuan. Untuk kasta Brahmana, kata 'I' dan 'Ni' itu otomatis diganti dengan 'Bagus' yang berati tampan dan 'Ayu' yang berarti cantik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya Ksatria merupakan keturunan raja, bangsawan, atau golongan kerajaan. Orang-orang dari Kasta ini umumnya punya nama Anak Agung, Cokorda, atau Gusti.

Kemudian untuk kalangan Waisya yang merupakan keturunan pedagang dan pengusaha zaman kerajaan, punya nama seperti Dewa, Desak, Ngakan, Kompyang, Sang, dan Si.

Terakhir adalah golongan Sudra yang dulunya berprofesi sebagai pekerja atau buruh, tetapi dimasa sekarang pekerjaannya sudah lebih bervariasi seperti bekerja di pemerintahan atau swasta.

Nama orang Sudra biasanya menggunakan urutan kelahiran tanpa adanya gelar tertentu, yaitu Wayan untuk anak pertama, Made untuk anak kedua, Nyoman untuk anak ketiga, dan Ketut anak keempat.

Bandana (2015) dalam penelitiannya berjudul Sistem Nama Orang Bali : Kajian Struktur dan Makna, mencontohkan susunan nama orang Bali beserta artinya.

Misalnya Ida Bagus Ketut Maha Indra yang berarti seorang laki-laki, anak keempat dari golongan Brahmana yang diharapkan akan jadi orang besar seperti Dewa Indra.

Contoh lainnya, Anak Agung Istri Purnamawati berarti seorang anak perempuan dari golongan Kstaria yang diharapkan kelak akan tumbuh menjadi gadis cantik bagaikan bulan purnama.

Terakhir, I Nyoman Arya yang artinya seorang laki-laki, anak ketiga, dari golongan masyarakat biasa yang diharapkan akan menjadi orang besar atau memiliki kedudukan tinggi.

Nah, jika sudah tahu konsep dasarnya, apakah kalian sekarang bisa menebak kasta orang Bali berdasarkan namanya? semoga informasi ini berguna ya semeton!

Senjata yang Direndam Madu

Sesuai legenda, Kamadeva membawa tali busur yang direndam madu dan dilapisi gula sementara anak panahnya dihiasi dengan bunga. Dia membawa 5 anak panah bersamanya yaitu: Ummadan, Shoshan, Jrumbhan, Maran dan Stambhan.

Dewa Kamadeva dipuja pada Vasant Panchami, waktu musim semi, itulah sebabnya panahnya dihiasi dengan bunga sesuai legenda. Anak panahnya, saat dilepaskan, tidak mengeluarkan suara karena bunganya.

Dewa Tertinggi berdasarkan Catur Asrama

seperti yang telah diketahui, catur asrama merupakan tahapan hidup seseorang, dimana seorang manusia baiknya mengawali hidupnya dengan tahap belajar, kemudian dilanjutkan ke tahap berrumah tangga, tahap melepaskan diri dari ikatan keluarga dan terakhir tahap menjadi seorang sepiritual.

adapun dewa-dewa yang dipuja setiap tahap pastilah berbeda, mungkin sama tetapi harusnya berbeda, karena fungsi dewa/dewi yang dipuja pastilah berbeda, contohnya:

Dewa Tertinggi pada tahap brahmacari,

Brahmacari merupakan tahap belajar, dimana tahap belajar ini dilakukan seumur hidup kita, sehingga yang dipuja adalah yang berkaitan dengan pusat-pusat inspirasi dan pengetahun. sehingga, misalnya bagi seseorang yang masih pada tahap belajar, menjadi murid ataupun mahasiswa, dewa tertingginya adalah Dewi Saraswati.

Dewa Tertinggi pada tahap Grahasta,

Grahasta adalah tahapan hidup membangun keluarga, bermasyarakat serta bersosialisasi. tahap grahasta ini merupakan tahap melakukan praktek atas apa yang dipelajari saat brahmacari. sehingga dapat dikatakan bahwa brahmacari merupakan tahap awal grahasta.

pada tahap ini, untuk ukuran dijaman sekarang, tujuan tertinggi dalam tahap grahasta adalah untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang disekeliling kita, disamping menyumbangkan pikiran serta uang (artha) sangatlah penting, karena itu carilah uang sebanyak-banyaknya, bahagiakan dirimu, keluargamu dan bersosialisasilah, baik dalam banjar, desa adat serta dilingkungan-keseharianmu dan jaga semua itu dengan dharma.

pada tahap grahasta inilah awal normalnya awal terbentuknya catur warna. jadi Dewa tertinggi pada saat grahasta pasti akan berbeda-beda, karena disesuaikan dengan profesi yang sedang dilakoni.

mengenai penentuan jenis profesi hidup, silahkan baca: "

begitupula profesi-profesi lainnya, pasti akan berbeda-beda dewa tertinggi setiap orang, karena berhubungan dengan profesi yang dijalani.

Dewa utama pada tahap wanaprasta,

pada tahap ini, diharapkan umat hindu sudah banyak pengalaman, karena sudah melewati masa brahmacari dan grahasta, diharapkan umat sudah bisa lebih bijaksana, menekankan penyebaran ajaran, menjadi pemuka agama ataupun adat, memberi contoh dalam menjalani kehidupan. wanaprasta tidaklah harus kehutan berpuasa serta berlajar menghindari buas-nya kehidupan hutan, tetapi lihatlah hutan tersebut sebagai pergaulan, yang lebih buas dari harimau, puasalah di lingkungan anda, tidak hanya puasa tidak makan seperti dihutan tetapi puasa mengendalikan indria, keinginan dan ego. sehinga dewa yang dipuja berkaitan dengan kebijaksanaan, seperti dewa siwa, ganesha, gayatri dll

Dewa utama pada masa Sanyasin/biksuka

tahap akhir adalah sanyasin, merupakan tahap dimana seseorang benar-benar melepaskan ikatan duniawi dan mulai mendalami spiritual keagamaan, dimana dibali lebih dikenal sebagai kelompok sulinggih.

mungkin akan ada pertanyaan, berarti apakah setiap umat hindu wajib menjadi sulinggih? jawabannya IYA, tapi mampukah anda..?

dilihat dari tugasnya, sanyasin hanya bertapa, meditasi, melakukan pendekatan diri kepada tuhan? apa-bedanya dengan para sulinggih, yang rutinitasnya nyurya-sewana tiap pagi, siang, sore serta acara-acara muput yadnya lainnya. seorang sanyasin hanya menggantungkan hidupnya dari sedekah, karena itu sebagai umat yang memahami dharma wajib menghaturkan punia kepada para sanyasin sebagai salahsatu wujud dari rsi yadnya. secara samar dihaturkan punia oleh orang-orang yang meminta beliau untuk muput yadnya. tapi memang realitanya, banyak pendeta/sulinggih yang sengaja meminta-minta derma, dengan alasan  muput yadnya tetapi punianya ditarifkan.

melihat tugas pokok dari sanyasin, maka dapat dipaparkan bahwa dewa utama yang dipuja adalah dewa siwa, yang selalu meditasi untuk keselamatan dunia atau dewa surya yang selalu memberikan pencerahan.

Nama Lain Kamadeva

Seperti Dewa Krishna, Dewa Ganesha dan Dewa Siwa, Dewa Kamadeva juga memiliki banyak nama. Mereka adalah Manmath, Mansija, Gandharv, Arthdev, Madonna, Ratikant, Ananga, Kandarp, Ragavrunt dan lain sebagainya. Terkadang dia juga dipanggil sebagai Yaksha.

Seperti yang digambarkan dalam teks dan lukisan mitologi, Dewa Kamadeva dianggap sebagai pria tampan yang memiliki sayap emas dan memegang busur dan anak panah. Dia mengendarai kereta berbentuk burung beo di beberapa kitab suci dan gajah di kitab lain.

Dewa Dewi Celebration Package

Starting from USD 4,000++

bangsa yang berasal daripada pulau Bali | Bangsa Bali